BUNGO,PARADIGMAJAMBI.COM –
Rentetan masalah menerpa komoditas karet nasional, harga karet yang murah memaksa petani beralih untuk berkebun sawit. Kekurangan pasokan membuat berapa pabrik tutup.
Namun di Kecamatan Jujuhan Bungo satu pabrik pengolohan karet masih tetap bertahan disaat situasi harga karet murah.
Begitu para petani juga sudah banyak beralih propesi dari penyadap karet ke sawit dan lain sebagainya dan miris nya lagi di Kecamatan Jujuhan dan Jujuhan Ilir banya kebun karet yang ditumbang beralih ditanam ke kebun sawit.
Saat Media ini pada hari jumat 15/9/2023 berkunjung ke pabrik pengolahan karet terbesar di Kabupaten Bungo yakni PT. Djambi Waras yang berada di Sirih Sekapur,
Gapri bona selaku staf humas PT. Djambi Waras mengatakan untuk saat pabriknya masih tetap berjalan walau disaat harga karet anjlok.
“Untuk bahan baku kami beli dari Tebo dan Bengkulu juga Lampung untuk memenuhi kebutuhan pabrik agar karyawan yang 300 pekerja bisa bekerja dan itu kami bagi dua sif,” ungkapnya.
Untuk exspor masih tetap berjalan bedasarkan pengiriman,”Kita berharap harga karet ini bisa normal kembali supaya tidak terjadi pengurangan karyawan juga jangan sampai tutup perusahaan.”ujarnya.
Untuk diketahui saat ini harga karet ditingkat petani hanya Rp.7000 per Kg bahkan sampai Rp.6000 per Kg, harga ini membuat petani karet menjerit. (azh)